Bogor, Indonesia
+6281324381679
gamingessa@gmail.com; gamin@gamin.id

RUMAHKU SURGAKU

The Learners Corner

RUMAHKU SURGAKU

Oleh: Gamin

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 3 (tiga) bulan ini membuat kita banyak berada di rumah. Interaksi dengan keluarga di rumah terjalin dengan waktu yang relatif penuh selama PSBB ini. Puasa ramadhan, bagi muslim, dan ibadah sunah tarawih dihimbau dilaksanakan di rumah masing-masing.  Setelah hari raya idul fitri nampaknya masih diperpanjang PSBB ini. Hal ini dapat dijadikan momentum dan dimaknai saatnya membulatkan kesolidan keluarga sebagai tim untuk mencapai kehidupan akhirat, mengingat kehidupan di dunia ini tidak lain hanyalah sebentar saja.



Baca juga: Zuhud Dunia

Tim Rumahku Surgaku

Siapa saja tim untuk berjuang mencapai surga tersebut? Keluarga di rumah.  Unsur keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak adalah tim yang harus dibuat solid untuk mencapai surga.

Sumber: Harun Al Rasyid 2020

Masing-masing unsur dapat mengoptimalkan perannya dalam tim keluarga. Suami berperan sebagai sahabat bagi anggota keluarga lain, dan sebagai pemimpin dalam keluarga. Sebagai sahabat seorang suami/ayah baiknya dapat menjadi tempat bercerita, tempat curhat, mengerti perasaan istri dan anaknya, serta menghiburnya dengan candaan-candaannya. Sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW yang diilustrasikan dalam lagu Aisyah Istri Rasulullah, beliau sempat main lari-lari dengan Aisyah demi menyenangkan hati istrinya. Sebagai pemimpin, seorang suami perlu harus membimbing keluarga menuju ketaqwaan terhadap Allah SWT. Oleh karena itu bekal ilmu untuk membina keluarga sakinah perlu dimiliki sang suami. Suami yang shalih perlu menjalankan kewajibannya dengan baik. Kewajiban suami kepada istrinya diantaranya adalah: 1) memberi nafkah, 2) menggauli dengan baik, 3) mengelola, membimbing, mengarahkan, dan mendidik, 4) memperlakukan dengan adil, 5) tidak menghukum kecuali secara syar’i  (an Nisa:34), 6) melindungi istri (kehormatannya), dan 7) sebagai sahabat (qowwam). Sejalan dengan kewajibannya suami berhak mendapatkan haknya sebagai seorang suami dari istrinya.

Istri shalihah bertanggung jawab atas urusan rumah tangga sang suami. Mengelola rumah tangga, anak, dapur, dan yang lain. Urusan rumah dalam rumah tangganya lebih utama daripada urusan lain di luar itu. Aktivitas di luar rumah haruslah dalam rangka memenuhi kewajiban terhadap keluarga dan umat dengan tidak mengabaikan kewajiban utamanya. Istri berhak mendapatkan haknya sebagai seorang istri seiring dengan kewajiban yang melekat padanya. Mendapatkan nafkah dari suami adalah hak istri. Nafkah hak istri dan anak diantranya berupa tempat tinggal, pakaian, makanan minuman, alat kecantikan, kesehatan, pembantu, dan lain-lain.

Apa kewajiban anak dalam tim? Belajar, berbakti kepada orang tua , membanggakan orang tua dan membantu orang tua kiranya adalah jawaban terbaik atas pertanyaan ini (bainly.co.id).

Ibarat di sekolah, suami atau ayah adalah kepala sekolah. Seorang ibu atau istri di keluarga adalah guru terbaik untuk anak-anaknya. Dan anak-anak adalah murid yang siap belajar, merekam dengan bakti yang baik, dan siap menjadi penerus keluarga dan juga tim yang baik mencapai tujuan keluarga.

Rumahku Kendaraan Menuju Surga

Di rumah atau di keluarga aktivitas menuju surga dilakukan.  Di rumah atau keluarga pondasi  aqidah ditanamkan, ibadah dilakukan, dakwah dimulai, kemampuan finansial (maisyah) dapat diwujudkan, dalam formasi  ikatan keluarga (usrah-‘ailah).

Baca juga: Tiga Tugas Manusia

Sumber: Harun Al Rasyid 2020

Pelaksanaan semua aktivits ini harus berjalan beriring saling melengkapi, baik di rumah, ibadah, di kantor, dalam membela aqidah keimanan kepada Allah. Tidak adil berdakwah terus sementara keluarganya terlantar kelaparan atau tidak terjamin keselamatan maupun kesehatan dan pendidikannya. Demikian juga tidak adil kerja sepanjang waktu bahkan seluruh elemen keluarga sementara tidak ada waktu untuk beribadah dan berdakwah dalam rangka ketaqwaan kepada Sang Pencipta.

Yakinkan wahai keluarga bahwa rizqi itu urusan Allah. Kewajiban kita adalah ikhtiar. Rizqi itu hak penuh kewenangan Allah. Taqwa, syukur, qana’ah. Syukur berapapun pemberian Allah. Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, maka Allah jamin semua urusannya mudah.  Taatlah kepada Allah maka rizqinya dijamin. Jagalah diri dan keluargamu dari api neraka. Semoga apapun peran kita dalam tim keluarga bisa mewujudkan tujuannya, sukses di akherat dan sukses melewati dunia penuh makna. Aamiin.***

Bogor, 31 mei 2020 19:06 WIB



 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *