Kultum #1. Penentuan Awal Ramadhan/Syawal
Kamis, 23 April 2020, (30 Syakban 1441 H)
Assalamualaikum wr wb.
Pada malam ke ini kita bicarakan bagaimana menentuakan awal bulan ramadhan.
Jatuhnya ramadhan termasuk hal yang diperlukan untuk dihitung penanggalan atau awal mulainya. Keentuannya dari Al Qur’an sebagai berikut:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ﴾
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (TQS al-Baqarah [2]: 185).
Ada dua cara menentukan awal ramadhan yakni dengan metode hisab dan rukyat. Hisab dan rukyat. Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah. … Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam (wikipedia, 2020).
Ada rukyat lokal dan rukyat global. Universitas Islam Indonesia menjelaskan Secara umum, hisab dapat dikategorikan ke dalam rukyat yang bersifat global, maupun rukyat yang bersifat lokal. Rukyat global didasarkan pada asumsi bahwa hilal yang terlihat pada satu belahan bumi akan berlaku untuk seluruh penduduk di bumi, sementara rukyat lokal bersifat terbatas pada letak geografis tertentu (UII, Universitas Islam Indonesia, 2018).
Kalender global ini dengan menganut rukyat global untuk semua manusia di seluruh dunia. Rukyat lokal misalnya yang ditentukan di suatu negara seperti di Indonesia.
Perhitungan terhadap rukyat global didasarkan pada Hadist Riwayat Buchori dan Muslim
Imam al-Bukhari telah mengeluarkan di dalam Shahîh-nya dari jalur Muhammad bin Ziyad, ia berkata: “aku telah mendengar Abu Hurairah ra berkata: “Rasulullah atau Abu al-Qasim saw telah bersabda:
«صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثينَ»
“Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah karena melihat hilal, dan jika tertutup mendung bagi kalian maka genapkanlah Sya’ban 30 hari”.
Kata kalian disini merujuk kepada umat Islam, jadi dimanapun di antara kalian telah melihat hilal maka segera berpuasa atau berbuka. Namun ketika tidak ada yang meliht maka digenapkan bulan Syakban atau ramadhan menjadi 30 hari.
Pemerintah Indonesia menganut rukyat lokal, karena memperhatikan apakah ada penduduk di Indonesia yang telah melihat hilal atau tidak. Sementara Hizbut Tahrir menganut rukyat global, yakni ketika ada salah satu muslim dimanapun di belahan dunia telah melihat hilal pada awal ramadhan maka puasa ramadhan dimulai dan wajib bagi seluruh kalian yan gmuslim. Apa konsekwensinya, bila tidak puasa padahal telah ada muslim yang melihat maka yang tidak berpuasa berarti melalaikan kewajibannya yakni tidak berpuasa.
Subhanakallahuma wabihamdika, ashadu alla illaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaik…
Wassalamu alaikum wr wb.
One Response
[…] Baca juga: Penentuan Awal Ramadhan […]