Kultum #9. Sejarah Puasa dalam Agama-agama
Jum’at, 1 Mei 2020 (8 Ramadhan 1441 H)
Assalamualaikum wr wb.
Pada malam ke ini kita bicarakan sejarah puasa dalam agama-agama. Surat al-Baqarah ayat 183 “Ya ayyuhalladziina aamanuu kutiba ‘alaikumus shiyaamu kamaa kutiba ‘alal ladziina min qablikum la’allakum tattaquun”.
(Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian puasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa)
Puasa merupakan rukun Islam, setiap ramadhan kita melaksanakan Ibadah ini dengan senang hati. Demikian juga dengan umat sebelumnya, diwajibkan berpuasa. Kemudian timbul pertanyaan dalam hati kita, bagaimana puasa umat-umat terdahulu?
Nabi Nuh AS, umurnya 950 tahun, melaksanakan puasa selama hidupnya kecuali hari raya Idul Fitri dan Qur’ban.
Kemudian setelah kita tela’ah kembali kata “min qoblikum” itu bagaimana? Di dalam agama Yahudi, puasa diwajibkan selama 40 hari. Mulanya adalah 30 hari, lalu kemudian menjadi 40 hari. Lain halnya dengan orang-orang kristen yang lebih bersifat spiritualistik. Saking spiritualistiknya orang-orang kristen mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah SWT. Mereka di wajibkan puasa selama 50 hari. Sedangkan di dalam Islam diwajibkan selama 30 hari.
Beliau menambahkan “Semua kita puasa, masing-masing mempunyai ni’at dan yang tahu hanya Allah. Supaya kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang hanya mendapatkan haus dan lapar maka hendaknya melaksanakan puasa dengan penuh keimanan.”
Sumber: (unidagontor.ac.id)
Subhanakallahuma wabihamdika, ashadu alla illaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaik…
Wassalamu alaikum wr wb.