Kultum ke 19 Ramadhan 1445 H, 29 Maret 2024 DKM Al Ukhuwah. Ciri-Ciri Orang Bertagwa.
Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh.
Innal hamdalilah wasolatu wasalamu ala rosulillah syaidina Muhammad ibni abdilah waala alihi wahbihi wamawalah (amma ba’du)
Hadirin sidang majelis muslimin wal muslimat yang semoga Allah muliakan dunia dan akhirat. Alhamdulillah, dengan izin Allah kita bisa berkumpul di masjid ini. Mudah-mudahan berkumpulnya kita disini merupakan amal soleh sehingga kita bia bertawasul dengan amal soleh tersebut.
Berharap Allah jadikan hari yang akan datang dalam kehidupan kita lebih baik dibandingkan hari ini. Insyaallah.
Tema kita pada malam yang ke 19 Ramadhan 1445 H ini adalah Ciri-ciri Orang Bertaqwa.
Kita tanamkan iman dan taqwa dengan kokoh di dalam dada kita, sehingga taqwa itu merefleksi dan memancar melalui ucapan dan perbuatan kita secara nyata dalam setiap aktivitas kehidupan kita dengan penuh keikhlasan.
Rasulullah ﷺ menjelaskan di dalam suatu hadist beliau bahwa tempat bersandarnya taqwa itu ada di dalam dada.
Beliau juga bersabda: ‘’At taqwa haa hunaa.’’ (taqwa ada di sini). Beliau sambal menunjuk dadanya.
Maksud dari apa yang ada di dalam dada di sini ialah hati sanubari. Hati memiliki peranan yang sangat vital dan mengemban tugas yang amat berat.
Karena dalam operasional setiap saat, ia selalu berhadapan dan mendapatkan perlawanan dari lawan utamanya yang sangat Tangguh, yang tidak pernah mengaku kalah dan tidak pernah merasa lelah apalagi menyerah, yaitu nafsu secara internal dan setan secara eksternal.
Kedua makhluk itu nyata menjadi musuh bagi manusia, Sebagaimana yang diterangkan dalam firman Allah SWT:
وَمَاۤ اُبَرِّئُ نَفْسِيْ ۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَ مَّا رَةٌ بِۢا لسُّوْٓءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْ ۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”” (QS. Yusuf [12]: 53)
Sejauh mana kualitas dan kesempurnaan taqwa seseorang sangatlah bergantung pada kemampuan hati dalam melawan kedua musuh utamanya itu.
Setan selalu berusaha dengan berbagai tipu daya untuk menyesatkan manusia, sementara nafsu menjadi prajurit dan mitra setianya yang menyerang dari dalam diri manusia, keduanya Bersatu dan saling bantu membantu untuk menjerumuskan manusia ke dalam jurang kenistaan dan kebinasaan.
Hanya dengan cara mendekatkan diri kepada Allah sang pencipta manusia dan segala makhluk, serta dengan memohon rahmat dan pertolongan-Nya, hati seseorang akan mampu melawan kedua musuh bebuyutannya dan bahkan menjadi motivator daam melaksanakan perintah-perintah Allah SWT menuju pada ketakwaan.
Maka dari itu inilah empat ciri-ciri orang yang bertaqwa yang harus kita ketahui, yakni murah hati, menahan amarah, memaafkan, dan bertaubat.
- Murah hati
Murah hati termasuk kedalam ciri-ciri orang yang bertaqwa, hal ini senantiasa membutuhkan kemauan dan perjuangan yang cukup berat, karena menyedekahkan harta dan berinfak di jalan Allah bertentangan dengan sifat yang juga melekat pada diri manusia, yaitu bakhil.
Sifat kikir itu bermula dari rasa cinta yang berlebihan terhadap harta dunia. Seperti firman Allah SWT:
وَاِ نَّهٗ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيْدٌ
“Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan.” (QS. Al-‘Adiyat [100]: 8)
Seseorang yang mau berinfak di jalan Allah termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Dengan berinfak, sesungguhnya dia telah menjaga dirinya dari sifat kikir, dan merupakan kemenangan hati dalam perjuangannya mengalahkan nafsu dan setan yang ingin mempertahankan dan mengedepankan sifat kikir.
- Manahan Amarah
Kemampuan menahan amarah menjadi ciri dari orang yang bertaqwa. Marah merupakan luapan emosi yang tak terkendali biasa dimanfaatkan oleh setan sebagai kendaraannya untuk menyesatkan manusia.
Sebab, pada saat marah, kesadaran akal manusia seringkali hilang terbawa oleh emosinya. Kemarahan massa yang meluapkan misalnya, tidak sedikit berakhir dengan Tindakan-tindakan destruktif, seperti perusakan, pembakaran, pembunuhan dan lain sebagainya.
- Memaafkan kesalahan orang lain
Suka memaafkan kesalahan orang lain bukanlah sesuatu hal yang mudah, terlebih jika kesalahan yang dilakukan sangat berat dan menyanyitkan.
Pada umunya, masyarakat saat ini lebih memilih menjaga gengsi dan prestise daripada meminta maaf atau memaafkan kesalahan orang lain.
Gengsi untuk saling memaafkan biasanya dipicu oleh rasa dendam dan harga diri pada diri masing-masing. Waalaupun telah banyak waktu dan sarana yang bisa digunakan untuk saling memaafkan seperti, silaturrahim, ramah tamah di hari raya idul fitri, dan lain sebagainya, namun kerasnya hati melawan nafsu sombong sering kali tak membuahkan hasil.
- Bertaubat
Tidak ada seorangpun yang hidup di dunia ini yang tidak pernah melakukan kesalahan dan dosa. Sadar atau tidak, lupa atau ingat, sengaja atau tidak, kesalahan sering kali terjadi pada diri manusia.
Betapapun kehati-hatian atau kewaspadaan telah dilakukan agar terhindar dari kesalahan, tetapi masih saja terselip kesalahan yang menyertainya. Oleh sebab itu sudah selayaknya, jika seseorang mengakui kesalahan yang pernah dilakukan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
‘’Orang yang bertobat dari dosa bagaikan orang yang tidak pernah melakukan dosa.’’ (HR Ibnu Majah).
Demikian ciri-ciri orang bertaqwa yakni, murah hati, menahan amarah, memaafkan, dan bertaubat. Semoga bermanfaat dan melekat pada kita masing-masing.
Alhamdulillahi robbul alamin. Astaghforullahaladzim. Subhanaka Allahuma Wabihamdika. Ashadu alaa ilaha illa anta. Astaghfiruka waatubu ilaih.
Wassalamualaikum wr wb.
Referensi: Membangun Moralitas Umat/Ust.Abddullah F Dan Ust M.Farhad/Amelia
sumber : https://www.islampos.com/ciri-ciri-orang-yang-bertaqwa-241096/