Bogor, Indonesia
+6281324381679
gamingessa@gmail.com; gamin@gamin.id

Kisah Muhammad Bagian 56. Rintangan dari Abu Lahab

The Learners Corner

Kisah Muhammad Bagian 56. Rintangan dari Abu Lahab

KISAH RASULULLAH ﷺ

(Bagian 56)

Rintangan dari Abu Lahab

Selain terus-menerus berdakwah kepada orang orang Mekah, Rasulullah juga menyampaikan ajaran Islam kepada orang orang yang datang ke Mekah. Bangsa Arab berkumpul di Mekah pada pekan-pekan tertentu beberapa kali dalam setahun, misalnya di Pasar Ukazh, yang diadakan selama bulan Syawal, kemudian Pasar Mujannah, yang berlangsung setelah bulan Syawal selama dua puluh hari.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

Jika Rasulullah tahu ada rombongan datang, Beliau segera pergi mendatangi mereka sambil berkata,

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah memerintahkan kamu sekalian supaya menyembah kepada-NYA dan janganlah kamu menyekutukan Dia dengan sesuatu.”
“Wahai sekalian manusia ucapkanlah olehmu, Tiada Tuhan melainkan Allah, supaya kamu berbahagia!”

Namun, di mana pun Rasulullah datang pasti di belakang beliau Abu Lahab datang mengikuti sambil berseru keras-keras,

“Hai sekalian manusia, sesungguhnya orang ini memerintahkan kamu sekalian supaya meninggalkan agama orangtua-orangtuamu terdahulu! Hai sekalian manusia, janganlah kamu dengarkan perkataan orang ini karena dia itu pendusta!”

Bahkan sesekali jika marahnya sudah memuncak, Abu Lahab melempar kepala Rasulullah dari belakang dengan batu!

Akibat tindakan Abu Lahab ini, sangat sedikit orang yang mau menerima seruan Islam. Orang-orang Islam pun bahkan belum berani menunjukkan keislamannya secara terang-terangan. Kebanyakan orang mencaci, mencemooh, mengusir, dan mendustakan Rasulullah.

Akan tetapi, beliau tidak pernah berputus asa. Beliau terus berdakwah semakin gencar dan semakin bersemangat. Berkat kegigihan yang luar biasa inilah, Allah mulai menunjukkan tanda tanda kemenangan dari sebuah kota bernama Yatsrib.

Utbah bin Rabi’ah

Selain Abu Lahab, salah seorang yang memusuhi Rasulullah adalah Utbah bin Rabi’ah. Namun, Utbah lebih lembut. Utbah memberi Rasulullah anggur ketika beliau diusir dari Tha’if.

Orang-Orang Yatsrib

(Suatu saat kelak, Rasululllah mengubah nama Yatsrib menjadi Madinah). Orang-orang Yatsrib termasuk rombongan orang Arab yang sering datang ke Mekah. Mereka terpecah menjadi dua golongan orang Aus dan orang Khazraj.

Kedua suku ini saling berperang satu sama lain selama 120 tahun. Suatu saat kaum Aus menang. Pada saat lain, orang Khazraj yang mengalahkan Aus.

Suatu malam di Bukit Aqabah, Mina, Rasulullah bertemu dengan enam orang Khazraj. Mula-mula beliau mengajukan pertanyaan, kemudian orang-orang itu menjawab dengan sopan. Kemudian Rasulullah memperkenalkan diri dan bertanya,

“Bagaimana keadaan kalian di Yatsrib?”

Sesudah itu beliau mengajak mereka duduk bersama dan memenuhi ajakan itu dengan penuh rasa ingin tahu. Sesudah saling bertanya, Rasulullah mengajak mereka ke tempat yang sunyi, sedikit jauh dari penglihatan orang. Di tempat itu, Rasulullah membacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Keenam orang Khazraj itu mengerti dan tertarik segala apa yang beliau serukan.

Setelah Rasulullah yakin dengan kesungguhan orang-orang ini, beliau mengajak berpindah tempat lagi ke bawah Bukit Aqabah. Tempat itu benar-benar terlindung dari jangkauan penglihatan orang. Di tempat aman itulah, Rasulullah mengajak mereka mendukung kenabian beliau. Rasulullah meminta agar mereka ikut menyebarkan ajaran Islam di kota asal mereka, Yatsrib.

Orang-orang itu minta waktu untuk berunding.

“Rupanya ini adalah jalan yang diberikan Tuhan,” demikian salah satu dari mereka berkata,

“Aku sudah bosan berperang dengan Aus, mudah-mudahan ajaran Islam ini akan menyatukan kita dan Aus dalam perdamaian.”

Setelah selesai, mereka menyatakan percaya dan sungguh-sungguh mendukung penyebaran Islam di Yatsrib. Rasulullah kemudian menasihati agar mereka seiya sekata, tolong menolong, dan bantu membantu dalam menjalankan tugas mulia ini.

Baiat Aqabah Pertama

Keenam orang itu kembali ke Yatsrib dan menyerukan Islam kepada seluruh penduduknya.

“Muhammad adalah nabi terakhir utusan Tuhan yang didustakan kaumnya sendiri,” demikian kata mereka.

Segera saja nama Rasulullah menjadi terkenal di kalangan penduduk Yatsrib.

Pada musim haji berikutnya, lima dari enam orang itu kembali ke Mekah bersama tujuh orang rekan mereka. Dua berasal dari Aus dan sepuluh orang berasal dari Khazraj. Mereka menemui Rasulullah di Bukit Aqabah. Saat itu, sudah dua belas tahun lamanya Rasulullah menyebarkan Islam.

Setelah Rasulullah membacakan ayat-ayat Al-Qur’an mereka menyatakan percaya akan seruan beliau. Rasulullah pun kemudian membaiat (sumpah setia) mereka.
Inilah yang terkenal sebagai Baiat Aqabah pertama.

Dalam baiat ini, Rasulullah mengajak mereka bersumpah untuk:

  1. Menyembah Allah dan tidak menyekutukan-NYA
  2. Tidak mencuri
  3. Tidak bergaul dengan wanita yang belum dinikahi
  4. Tidak membunuh anak-anak, seperti yang saat itu banyak terjadi
  5. Tidak berdusta dan tidak membuat kedustaan
  6. Tidak menolak perkara yang baik
  7. Hendaknya selalu mengikuti Rasulullah, baik saat senang maupun susah
  8. Hendaknya selalu mengikuti Rasulullah, baik terpaksa maupun sukarela
  9. Jangan begitu saja merebut suatu perkara kecuali Allah memberikan bukti tanda-tanda kekafiran kepada orang yang mengerjakannya
  10. Hendaklah mengatakan kebenaran di mana pun berada dan tidak takut akan celaan orang

Sebagai penutup, Rasulullah bersabda,

“Hendaklah kalian menepati janji-janji ini, kelak kalian akan menerima balasan Allah berupa surga. Namun, jika ada yang menyalahi janji ini, aku serahkan urusannya kepada Allah semata.”

Ucapan Baiat

Ucapan baiat atau sumpah setia ini sebenarnya adalah menjulurkan tangan kanan ke depan telapak tangan menghadap keatas, sedangkan pembaiat menjabat dengan posisi tangan disebelah atas.
Baiat Aqabah yang pertama dikenal dengan nama baiat wanita sebab Rasulullah belum meminta mereka membela beliau dengan berperang.

(Bersambung)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *