Hikmah Iedul Fitri 2023: Ramadhan, Untuk Esok Yang Lebih Cerah
Alam Tirta Lestari, Bogor
Bundaran Perumahan Alam Tirta Lestari, desa Pagelaran, kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor, Jawa Barat pagi itu, Sabtu 22 April 2023 penuh sesak oleh jamaa’ah shalat iedul fitri.
Adalah DKM masjid Al Ukhuwah yang menggelar shalat iedul fitri, event hari raya terbesar umat muslim, di bundaran perumahan ini. DKM Masjid lainnya menyelenggarakan di lingkungan masing-masing.
Khotib iedul fitri-Ustadz drh. Ahmad Ru’yat, M.Si mengingatkan kita beberapa hikmah ramadhan yang telah kita lakukan sebulan penuh. Hikmahnya kita mendapatkan suatu kemenangan. Sebuah kemenangan dalam pertempuran panjang dan melelahkan, bukan melawan musuh di medan laga, bukan melawan pasukan dalam pertempuran bersenjata. Namun, pertempuran melawan musuh-musuh yang ada di dalam diri kita, nafsu dan syahwat serta syetan yang cenderung ingin menjerumuskan kita.
Bulan Ramadhan melatih kita untuk memberi perhatian kepada waktu, di mana banyak manusia yang tidak bisa menghargai dan memanfaatkan waktunya. Ramadhan melatih kita untuk selalu rindu kepada waktu-waktu shalat, yang barangkali di luar Ramadhan kita sering mengabaikan waktu-waktu shalat. Adzan berkumandang di samping kanan kiri telinga kita, namun kita tetap dengan segala kesibukan kita, tak tergerak bibir kita untuk menjawabnya apa lagi untuk memenuhi panggilan itu… Dan kita membiarkan suara Muadzin itu memantul di tembok rumah dan kantor kita, lalu pergi bersama angin lalu. Sedangkan pada bulan Ramadhan ini kita selalu menunggu suara adzan, minimal adzan Maghrib, kita tempel di rumah kita bahkan kita hapal jadwal Imsakiyyah… Mudah-mudahan selepas Ramadhan ini rasa rindu kepada waktu shalat selalu kita pelihara. Waktu adalah kehidupan. Barangsiapa menyianyiakan waktunya berarti ia menyiakan-nyiakan hidupnya.
Ramadhan telah memberikan banyak perubahan dalam diri kita. Mulai dari sikap, perilaku, dan paradigma dalam memandang hidup dan kehidupan ini. Mestinya ini semua menjadi bekal kita untuk melakukan perubahan-perubahan di masa depan, perubahan yang mengantarkan hidup kita ke arah yang lebih baik. Sebagai pribadi maupun bangsa. Kesulitan yang masih dihadapi bangsa ini akan dapat kita lewati asalkan kita memiliki optimisme yang tinggi.
Ada empat variabel untuk membangun optimisme dalam diri kita. Pertama, Husnudzan kepada Allah. Husnudzan atau berprasangka baik kepada Allah ini harus kita kokohkan dalam diri kita. Kita sepakat bahwa tidak ada satu peristiwa yang terjadi selain dengan izin dan kehendak Allah, termasuk ujian dan kesulitan yang tengah kita hadapi.
Kedua, Tidak putus berdoa. Doa merupakan senjata orang beriman, berdoa merupakan ibadah dan enggan berdoa merupakan kesombongan kepada Allah Azza wa Jalla.
Ketiga, meneladani para nabi dan rasul.
Mereka adalah kekasih-kekasih Allah dan itu kita sepakat. Namun ujian
Allah timpakan kepada mereka begitu dahsyat dan tak terperikan.
Bahkan di antara mereka ada yang mendapatkan gelar Uluz Azmi
karena keberhasilan mereka dalam mengarungi ujian berat. Dan
mereka tidak pernah berputus asa kepada Allah Ta’ala.
Keempat, beramal dan bertawakkal. Sebab Allah tidak menurunkan emas dari langit. Singsingkan lengan baju. Kita gunakan seluruh potensi yang Allah karuniakan kepada kita. Sebab tidak ada yang mengubah kita selain kita sendiri.
Ustadz juga berpesan untuk kita semua menjaga keluarga, menerima pasangan dan anak-anak dengan ketidaksempurnaannya. Trend perceraian kabupaten Bogor yang diprediksi menjapai 12 ribuan pada akhir 2023 ini dipandang sangat tidak baik, berakibat pada patologi sosial yang buruk. Berdampak pada masa depan generasi kita.
Perceraian di Bogor bisa capai 12 ribuan di akhir 2023:https://youtu.be/ENmQI4K4P7w
Semoga paska ramadhan kita dapat meningkatkan kecerahan hari esok dengan optimisme yang kita bangun bersama.###
Download Naskah Khutbah dalam PDF, DISINI