Bogor, Indonesia
+6281324381679
gamingessa@gmail.com; gamin@gamin.id

Pasar Terapung Banjar, Susur Sungai dan Jajan di Sampan

The Learners Corner

Pasar Terapung Banjar, Susur Sungai dan Jajan di Sampan

Mengambil gorengan menggunakan galah berpaku antar perahu adalah kesanku belanja di pasar terapung di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kesan unik itu yang tertanam di memoriku ketika jajan di pasar terapung tahun 1996 lalu. Saat magang di PT Inhutani III-Pleihari, bagian dari agenda akademik Fakultas Kehutanan UGM, kala itu.

Ketika diajak ke pasar terapung oleh saudara, dalam event mudik lebaran tahun 2023 ini, bayangan jajan menggunakan galah berpaku itu pula kusampaikan kepada istri dan anakku. Kami sehari-hari tinggal di Bogor.

Apakah cara belanja di pasar terapung sekarang, apakah masih seperti dulu? Di mana tepatnya pasar terapung berada? Bagaimana mencapai pasar terapung itu? Catatan wisata mudikku tahun 2023 ini mengulas itu.

Letak pasar terapung

Seingatku dulu pasar terapung itu di dekat Banjarmasin, di Sungai Barito gitu saja. Tetapi saat kunjung ke sana tahun 2023 ini ternyata bukan di Sungai Barito akan tetapi di Sungai Martapura, ternyata. Lok Baintan namanya. Pencarian dengan kata kunci itu banyak sekali ditemukan hasilnya baik cerita teks, video youtube, google foto, maupun alat navigasi.

Lokasi Pasar Terapung

Mencapai pasar terapung

Memang berangkatnya dari suatu titik di kota Banjarmasin, Banua Anyar namanya. Cari saja di google map Soto Bang Amat Banjarmasin atau Banua Anyar. Di situlah titik navigasi pemberangkatan klotok, perahu bermotor, transportasi ke pasar terapung. Sehabis shalat shubuh anggota keluarga harus disiapkan segera bergegas, jika tidak akan kesiangan, dan pasar terapung mungkin jam delapanan pagi hari sudah mulai berkurang keramaiannya.

Klotoknya seharga 400 ribuan untuk menjangkau pasar terapung. Harga segitu sudah sampai puas. Sesuka keluarga puas di pasar terapung. Namun sebaiknya pesan dulu kepada operator klotok, jika tidak ingin menunggu.

Pemandangan kanan kiri sungai

Perjalanan menyusuri sungai perlu sekira 30 menitan untuk sampai ke pasar terapung. Sepanjang perjalanan di atas air, pemandangan rumah panggung di kanan kiri sungai, keramba-keramba apung budidaya ikan menghiasi dengan kekhasannya. Sesekali sopir klotok mengendurkan gasnya. Setelah itu klotok bergoyang karena ombak. Ternyata papasan dengan klotok lain, apalagi speed boad, menghasilkan ombak yang lumayan membuat klotok bergoyang. Itulah satu diantara sekian sensasi susur sungai.

Perjalanan menuju pasar terapung Lok Baintan sebenarnya tidak selalu harus naik klotok. Bisa saja naik mobil langsung parkir di Lok Baintan. Akan tetapi sensasi susur sungainya yang tidak diperoleh.

Cara belanja di pasar terapung

Begitu sampai lokasi, perjalanan akan tertutup oleh riuhnya perahu. Sungai seolah tertutup aksesnya. Perahu-perahu kecil dikendalikan ibu-ibu segera merapat ke klotok pengunjung. Formasi seperti helai bunga yang terpusat ke klotok pengunjung terjadi menjadi indah jika dijepret dari atas.

Sampan Nampak dari Atas

Para ibu berusaha menawarkan barang dagangannya. Pisang, jeruk, ikan kering, ikan seluang goreng, kaos khas banjar, kopiah, sovenir-sovenir juga ada. Pedagang ibu-ibu ini sangat lihai mengendalikan perahu kecilnya. Awalnya nampak khawatir mereka terjepit satu sama lain. Namun nampaknya, bahkan seorang nenek yang menjajakan kacang panjang dan hasil bumi lain, nampak santai saja. Karena sudah terbiasa rupanya. Toh ternyata yang terjepit perahu dengan perahu, bukan orangnya.

Bersahut-sahutan surara ibu-ibu menjajakan dagangan. Sesekali pantun jenaka dilontarkan untuk menarik para pembeli. Unik sekali.


Berpantun, gaya Ibu-ibu menjajakan dagangan

Yang kurasa berbeda adalah jajanan, alias ngopi. Tahun 1996 lalu aku ngopi menggunakan galah, kali ini tidak kutemui. Pedagang kopi menggunakan sampan kecil pula. Dekat, mendekat dengan klotok kami. Menunjuk kopi apa yang kita mau, lalu sang ibu menuangkan air panas dari thermos dan menyeduhnya. Gelas plastik menjadi wadah untuk kopi pesanan kamj, jadi tidaklah perlu kembali gelasnya. Dulu, rasanya menggunakan gelas, jadi harus dikembalikan. Gorengannya langsung ditunjuk dan didistribusi menggunakan tangan saja, karena sampan sang ibu dan klotok memang menempel.

Pedagang kopi dan gorengan

Sesekali sampan pedagang bergeser ke buritan klotok. Padahal kami belum selesai dan belum dibayar. Namun tak lama kembali lagi yang ibu mendekat sambil berpegangan sisi klotok kami. Rupanya itu hanya manuver sampane mengikuti arus dan memberikan jalan kepada sampan lain saja agar tidak terhalang. Asyik sekali.

Demikianlah sedikit cerita wisata di pasar terapung pada mudik tahun 2023. Semoga bermanfaat menambah cerita sisi lain dunia.

Di atas Bus Damri Jakarta-Bogor, 25 April 2023, 14.45 WIB

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *